Rabu, 20 Juni 2012

J A R A K & S E _|_ K A T

Zipora Anastasia
5 hours ago
#kangen itu semacam penyakit yg secara rasional ga bisa dideteksi asal muasal dan cara ngilanginnya -____- owhhmaigaaatttt!
 ·  · 


See.. Ironically, surely! :') Tapi rasanya, Rindu itu memang anugerah yang lebih cenderung menyakitkan. apalagi ketika rindu itu datang dari.... lubuk hati yang terbiasa - dan selama ini terbekap punggung dunia! Faktanya rindu tak pernah bicara, rindu tak pernah mengungkap meski gerah untuk membuat mengerti, hingga akhirnya rindu ini... menguap! :) Selalu dan selalu demikian. Awalnya hanya ada beberapa hembusan sepenggal memori yang berbisik, hingga kemudian menjadi kabut yang benar-benar ada di depan mata. kemudian aku hanya bisa tercekat dalam jerat rindu yang membuat aku terjatuh dan tenggelam dalam those damn memories! Ketika aku boleh memilih, aku selalu tak sudi terjebak dalam situasi demikian, hanya ada aku dan kegilaanku yang menggeser segala rasionalitas, kemudian terseret rindu yang dulu diam-diam telah kututup rapat-rapat dan kusimpan karena aku melihat ada sosok lain yang berlari ceria menghampirimu, membawa fakta bahwa aku hanyalah objek malang di balik punggungnya, hanya bisa menatapmu dari kejauhan, semakin jauh, dan semakin menyadari bahwa jarak antara kita - semakin sangat berarti. Kemudian hanya dengan satu sentakan, rindu kembali memutarbalikkan duniaku yang perlahan normal dan sedikit berwarna dengan corak menepis yang lalu-lalu! tapi sekali lagi, great thanks to miss you today :')Aku selalu bingung, sebenarnya darimana asalnya ini semua? bukankah aku sudah pernah membuang semua perasaan, harapan dan keberanian itu? DULU! Dan menyedihkan adalah ketika dengan mudah rindu memporakporandakan senyuman keceriaanku sejauh ini. Rasanya rindu selalu sanggup memuntahkan hal absurd yang sulit untuk kucerna namun harus kutelan sedemikian rupa. Semacam menyakitkan dan tolong, siapa saja yang mampu... HENTIKAN semua ini :')Rasanya tidak ada yang lebih baik dari menganggapmu sebagai makhluk yang tak lagi berada di alam yang sama denganku, saat ini...Dariku dalam duniaku - yang merindukanmu di seberang sana,:')Semoga kedamaian dan kebahagiaan selalu ada buatmu :)

Jumat, 15 Juni 2012

The Game of Life


Terereererereeettt .... :D *tes tes dicoba ngga usah didengerr :p
Do you know what? ~~> sebenernya agak konyol merujuk pada sejarah muculnya tulisan ini... :D
Yap, curhatan yang terbit sebagai koran dini hari ini ku tulis pada 15 Juni 2012, pada pukul 1.36 AM WIB. Ya, i hope i can make a WOW for you #lebay! Hehehe :p

Tapi tulisan ini bukan sembarang tulisan. Bela2in nyalain lepi padahal udah mau tidur nihh, mata juga udah setengah bergelayut manja pada pembaringan hari (tempat tidur). Tapi ngga apa-apa, awalnya sih emang mau disimpen buat ditulis besok, tapi takutnya ntar kabur lagi tuh si ide dan wangsit yang udah namu di benak :D Sayang kan kalo ada ide bertamu malem2 gini cuma dianggurin dan dibiarin mampir ajaa.. *backsound : Don’t You Wanna Stay :p hahaahaa

Nah , jadi ceritanya berawal dari sebuah feeling yang tebuka oleh semacam pintu hidayah. Jujur aja, akhir2 ini dan sudah cukup lamaaaa.. aku ngerasa jauh dari Tuhan #ironis! Ngga tau kenapa rasanya aku cuma bener2 ngerasa ada feeling berdoa kalo mau makan aja. Maaf bukannya sombong, tapi sebelumnya aku memang nggak seperti ini. Dan kemunduran kedekatan relasi sama Tuhan ini juga perlahan mundurnya. Jadi aku juga makin samar untuk ‘sadar’ kalo aku sekarang bener2 sukses jauuh dari Dia *hiksss >,<   Berawal dari rasa nyaman sintetisku yang terlahir ketika aku melewatkan jam2 doaku. Sebelum ini, aku memang menyediakan jam doa tiap 3 jam. Bahkan sampe bikin alarm juga buat ingetin. Cukup ekstrim memang, tapi aku bener2 damai dan terkendali ketika menjalani fase kehidupan yang ini. Namun kemudian kemunduran pun memukulku secara perlahan. Mulai dari alarm yang aku skip karena kendala waktu, secara yaaa aku bukan manusia yang cuma tinggal di sebuah ruangan dan aktivitasnya cuma nunggu jam doa :’)   Dari situ aku mulai melonggarkan jam doaku. Tapi justru akhirnya kebablasan! Saking longgarnya aku mulai buta hati. Aku merasa nyaman, padahal sebenernya nggak. Ada perasaan kurang, tapi manusiawi ku mulai bebal untuk mengakui kejauhanku dari Tuhan. Kemudian kemunduran ini terus berlanjut secara signifikan ketika kemudian aku menghilangkan aktivitas doa dini hari atau doa pukul 12 malamku. Yang ini bener2 kelewat parah. Dan lagi2 ini hanya berakhir pada sebatas perasaan ‘seharusnya’ dan seolah2 hanya jadi idealisme spontanitas. Terkadang aku merasa bersalah, tapi kemudian aku mengeluarkan sejuta kompensasi dan dispensasi dan mencurangi komitmenku sendiri #tsaaahhh >,<   Dari sini juga sebeanranya Tuhan pengen aku belajar untuk menjadi orang dewasa yang bisa menghargai komitmen ku sendiri dan konsisten tanpa memanjakan diri sendiri. Karena diakui atau tidak, ketika kita mengingkari komitmen, atau melemahkannya dan menciptakan celah untuk kita sendiri melaggarnya, itu tidak beda halnya dengan menanam bom waktu bagi hari esok kita. See? Awalnya aku cuma sekedar skip2 hal sepele, sampe akhirnya aku berani memangkas kebiasaan baik  (_ _”)    so sorry God!

Kembali ke dimensi waktu—saat  ini, ketika aku hendak tidur, biasanya aku hanya menghidupkan MP3 dan menunda doa sebelum tidur dengan alibi ‘pasal ketiduran’, atau doanya malam sebelum tidur, trus aminnya pagi hari pas bangun tidur... #gubraaakk >,<  
Padahal sebenernya itu salahku. Aku membiarku diriku terjerat ngantuk karena lagu2 MP3 daripada memilih untuk mengakhiri hari dengan berdoa terlebih dulu. Issshhh... rasanya salah banget ngingetnya :’(( Tapi malam ini berbeda, tiba2 aku ngerasa kalo aku pengen banget berdoa. Ajaibnya, dari awal aku udah bergumam dalam hati, ‘yaudahlah doa mau tidur ngga usah panjang2 juga nggak apa2’, namun kemudian doa sebelum tidur yang pada awalnya terkesan direncanakan dan hanya sebagai obat penghilang rasa bersalah, malah menjadi doa yang menurutku nggak biasa. Dan puji Tuhannya, aku malah ngerasa terharu ketika aku ngerasa Tuhan bicara sesuatu padaku! Thanks God! :’)

Pas berdoa, aku merasa nggak banyak kata2, curhatan, keluhan, atau permintaan ini itu yang biasanya bikin doaku jadi panjang, aku justru semacam ngerasa ada yang Tuhan katakan. Itu adalah waktu Tuhan berbicara, dan aku ngerasa cuma pengen diem dengerin. Kali ini semoga aku nggak keGRan ya.. ;))
Tapi memang akhir2 ini aku galau tentang kuliah semester depanku. Aku bingung apakah harus cuti dan menjalani hidup sebagai tahap lanjutan sekolah akting kemarin atau keep going on buat berkutat sama dunia HI yang disadari atau tidak sudah banyak mencuri hatiku juga. Aku bingung antara memilih dunia HI atau dunia baru di luar sana yang Tuhan kasih lewat kesempatan yang dibukanya beberapa waktu lalu. Masing2 punya sisi yang membuat aku sangat sulit untuk memilih, parahnya, aku suka keduanya, dan parahnya lagi, aku menjadi tokoh yang tamak kali ini! Damn! aku suka keduanya dan pengen menjalani keduanya tanpa harus ngorbanin salah satu. Dan damn lagi adalah ketika faktanya aku harus milih, karena hidup kan juga tentang pilihan, rite? Lalu poinnya di sini adalah, aku ngerasa Tuhan mulai menguatkan aku pada salah satu sisi yang akan ku pilih. Awalnya aku sangat takut membuat pilihan hingga menjerumuskan aku untuk membiarkan orang2 di sekitarku mempengaruhi keteguhan hatiku dan membuat diriku akhirnya terombang ambing. Bersyukurnya, malam ini aku merasa bahwa ada celah harapan lewat sebuah doa sebelum tidur. Jadi pas berdoa, tiba2 aku teringat pada pergumulanku tentang pilihan ini, dan justru aku inget tentang sebuah games yang berjudul The Game of Life. Di permainan favoritku itu, aku pikir cukup bisa merepresentasikan hidupku yang sesungguhnya juga. Dalam hidup, kita bisa memilih alur mana yang akan kita lalui. Nah, memilih ini bisa membuat orang takut membuat keputusan adalah ketika takut bahwa ia akan salah memilih atau pilihannya itu tidak mendatangkan kebaikan bagi hidupnya. Nah, dari sini sebuah wahyu dibisikkan dengan lembut padaku, bahwa aku sebenernya tidak perlu takut memilih, seperti permainan itu, ketika kita akan ‘bermain’ dalam panggung kehidupan yang Tuhan percayakan, kita harus menentukan alur yang akan kita pilih, dan kita harus memilih beberapa opsi yang diajukan Tuhan. Sama halnya lagi dengan kehidupan, mungkin saat ini ada dua opsi yang membuat aku bingung harus memilih mana. Alasannya adalah aku takut pilihanku salah dan kemudian berakhir pada masa depan yang tidak cemerlang. Padahal, aku sendiri harusnya tahu bahwa Tuhan sudah memberikan hari depan yang cerah, dia nggak pernah bikin rancangan kecelakaan, bahwa setiap anakNya akan terus naik dan bukan turun, setiap anakNya akan menjadi kepala dan bukan ekor. Maka dari situ aku mulai merasa bahwa apapun pilihan yang akan aku ambil, haruslah aku yakini. Karena keberhasilan dalam menjatuhkan pilihan bukanlah sesuatu yang bisa dikendalikan. I mean, sehebat2nya kita dalam membuat pilihan yang pada akhirnya akan menghantar kita pada kesuksesan, bukan tergantung pada ‘apa’ yang kita pilih atau seberapa hebat kita bisa membaca situasi sehingga bisa membuat pilihan yang tepat! Karena sesungguhnya, yang membuat kita bisa menjatuhkan pilihan pada sesuatu yang tepat untuk masa depan kita atau berhasil memilih untuk kebaikan kita, itu ditentukan oleh seberapa kuat kita mau melibatkan Tuhan dalam setiap pilihan yang kita buat. Kalo merujuk ke games tadi nih, semisal ketika kita memilih bermain pada track atau opsi alur A, atau B, atau C, semua itu sama ajaa! Semua sama2 punya keberuntungan, tantangan, kesusahan, bonus, dan kesenangan yang sama. Yang membedakan hanyalah letak hal2 yang berkenaan dengan hidup tersebut. Maka, apakah aku akan memilih untuk melanjutkan kuliah atau cuti, sebenernya bukan itu yang menentukan kesuksesanku di masa depan. Karena Tuhanpun nggak pernah gagal dalam merancang kehidupan anaknya, bukan? Dia Allah yang selalu punya cara dan tanganNya tak akan pernah terlambat menolong! :’))    Nah, ketika aku berpikir, ‘ah, jangan2 aku gagal di dunia entertain! Dan aku lebih cocok di dunia HI’ atau aku berpikir dan takut kalo aku akan menyesal ketika ternyata sebenernya masa depanku ada di dunia entertain dan bukan di dunia HI, dan aku menyesal karena telah melewatkan kesempatan dengan tidak mengambil cuti. Sebenernya, sungguh, bukan itu!!!! Apapun pilihanku, keduanya sama2 punya konsekuensi, keduanya sama2 punya kebahagiaan dan tantangan yang harus aku hadapi ketika aku memilihnya nanti. Hanya mungkin letak kebahagiaan dan tantangan itu akan ditaruh Tuhan pada kotak2 kehidupan yang berbeda. Tapi yang pasti, masa depan cerah sudah menantiku, dan sekali lagi ; bahwa pilihan tepat untuk masa depan cemerlang dan kesuksesan bukan bergantung pada ‘apa’ yang kita pilih dan seberapa hebat kita sebagai manusia yang pandai memilih, tapi kesuksesan atas sebuah pilihan adalah tergantung pada seberapa kuat kita mau melibatkan Tuhan dalam setiap pilihan yang kita ambil! :') thanks banyak Jesus buat apa yang sudah Kau bagikan padaku dini hari ini! Nggak terasa, tulisan ini bener2 jadi koran dini hari. Maka seyogyanya memang ku akhiri sajaaa karena ini sudah pukul 2.16 #nguap selebar kuda nil :O :D
Thanks Jesus... selamat memelukku dalam lelap, Bapa =))
Tetap semangaaattt buat siapa aja yang saat ini juga mungkin sedang galau mendayung di antara dua karang, dan lagi nyesek di antara dua pilihan ;)) yang pasti kesuksesan itu milik Tuhan yang akan dilimpahkan Tuhan pada kita ketika kita senantiasa mengandalkan Dia dan mendekat padaNya. Keterlibatan Tuhan dalam setiap pilihan adalah kesuksesan yang sesungguhnya :3 Keep 3F (Faith, Fire, and Fight! ) yeyeyeyeee lalalaaaa :*

Tertanda,
Zipora yang mengasihimu ;)