Oke,
Sebenernya aku lagi sibuk dan punya banyak hal yang harus
dikerjakan. Tapi pagi ini aku iseng aja pengen ngebuka timeline twittermu. Sebenernya juga, bukan sekarang. Dan itu hanya “seharusnya”.
Hari Selasa, yang sejak aku buka mata, udah digadang-gadang bakal jadi hari
yang menyenangkan, ternyata mulai melenceng dari jalur prediksi yang
diharapkan. Pukul 10.44am. Rasanya masih terlalu pagi untuk menjadi tidak
bersemangat. Masih terlalu pagi juga untuk mengkondisikan bendungan feeling yang harus dikamuflasekan dengan
helaan nafas berulang kali. Ini akibat melakukan sesuatu di waktu yang tidak
tepat. “Seharusnya”. Ya, seharusnya tidak pagi ini. Seharusnya juga, bukan timelinemu yang aku baca.
Rasanya sedang dipaksa keadaan untuk menjadi baik-baik saja
di tengah ketidakbaikan. Dan rasanya, aku merasa bersalah jika harus bersedih
untuk kebahagiaan seseorang. Di satu sisi, aku turut bersukacita untuk
keberhasilanmu. Setidaknya itu titik terang dari upayamu mencapai sukses.
Selamat, ya…
Dari awal aku sudah sangat yakin bahwa kamu memang akan
lolos untuk program beasiswa itu. Bukan karena aku sok kenal. Tapi sejauh aku
berusaha mengenalmu, aku tahu kamu berusaha banyak untuk semua mimpi-mimpimu.
Itu, kamu. Tapi aku juga benci ketika aku meyakini hal itu. Dengan kata lain,
aku juga ‘terpaksa’ meyakini bahwa akan ada jarak yang semakin jauh. Meskipun-
juga- jika seandainya- tidak ada jarak geografis- akan menjamin ada cerita lain. Ya, aku
tahu, tidak ada apa-apa di antara kita. Aku tahu juga, hanya ada jarak di
antara kita. Dan semakin jauh, semakin itu ‘berarti’ buatku. Aku nggak peduli
sudut pandangmu berbeda. Atau bahkan kamu nggak punya sudut pandang sama sekali
untuk hal ini karena memang kamu nggak ambil peduli soal ini. Ya, ini memang
urusanku dengan hati dan perasaanku.
Aku sempat berpikir, setelah berbeda pulau, kita akan juga
berbeda negara, bahkan benua. Ah, ternyata list perbedaan ini bakal terus
bertambah ya :”)
Okelah, aku cuma bisa berdoa supaya kamu terus sukses di
jalanmu, disertai Tuhan di dalam jalanNya. Mungkin ini klasik, tapi aku nggak
pernah menganggap kekuatan doa itu klasik :)
Sukses buat setiap tahap yang bakal kamu lalui sebelum
meninggalkan Indonesia ya…
Ohya, selamat buat Triton yang udah punya temen :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar