Senin, 30 Desember 2013

A Relationship

Yang namanya jomblo itu beda sama single. Yang nggak setuju nggak perlu lanjutin bacanya. Hahaha

Jadi tulisan ini bermula dari pemberontakan hati kecil atas tuduhan-tuduhan miring yang akhir-akhir ini sering aku terima. Nggak cuma kado natal, tapi juga hinaan yang aku hadapi dengan cukup santai karena aku yakin itu bukan kenyataan. Bermula dari acara kumpul natal keluarga besar, kemudian tragedi pembullyan oleh para sepupu, pelabelan dan statusisasi "jomblo" dengan sadisnya, hingga tawaran pacar yang berpotensi menewaskan kepercayaan diri seorang single. Hey, I'm not that desperate. Thanks!
Aku setuju sama sebuah statement yang pernah aku baca tentang pembedaan jomblo dan single. Salah satu yang paling membekas di ingatan adalah "Jomblo: jadian sama siapa aja, yang penting orang | Single: Jadian harus sama orang penting."
Mungkin faktanya nggak seekstrim itu. Tapi... ah, ya gitulah, I do hope you know what I mean :D
Jadi intinya, kenapa harus buru-buru in relationship hanya karena cercaan sebagai jomblo yang diterimakan? Kalo kita yakin kesendirian ini adalah masa-masa single yang indah, you can change the world's point of view! Why not? Hahaha
Ngomong-ngomong tentang in relationship, nggak jauh-jauh sama yang namanya move on. Biasanya fase single merupakan masa tenggang antara done relationship dan move on. Banyak kasus sih gitu. Jadi single itu bukan berarti nggak laku. Malah aku pernah denger juga sebuah argumen bagus yang bilang kalo "Yang jelek itu biasanya lebih gampang punya pacar". No offense, tapi cukup berbasis fakta empiris yang sering dijumpai di lapangan. Bukan berati kita harus sengaja nggak punya pacar biar nggak dikatain jelek ya :D
Nah, tapi ini juga kemudian menjadi sebuah dukungan bagi para single yang sebenernya memilih untuk menjadi single. Well, meskipun kadang ada juga yang sebenernya udah pengen punya pacar, tapi mereka tetep enjoy sebelum akhirnya menemukan the right one versi masing-masing. Para single ini menurutku adalah mereka yang merupakan spesies keren. Being single is better than a wrong relationship. Yup bener banget, karena memang single itu nggak lebih buruk dari wrong relationship. Buat apa maksain statusisasi in relationship kalo ternyata cuma buat biar dikata laku, keliatan keren, kemana-mana ada temennya, dll dll. Dan buat apa buru-buru pengen move on instan demi sebuah hubungan baru yang ternyata malah berpotensi jatuh lagi (karena ngebut itu berpeluang besar buat celaka di jalan) :)
Poinnya bukan berarti in relationship itu salah, tapi selama seseorang itu sadar bahwa sebuah hubungan itu memakan proses (kalau mau instan sih bikin mie aja), maka semakin besar seseorang tersebut bisa membangun hubungan yang nggak asal-asalan. Terinspirasi dari proses fermentasi anggur, buat jadi anggur berkualitas, prosesnya nggak kejar tayang. Mulai dari bibit yang diharapkan bisa jadi anggur yang bisa ada di sebuah gelas dan berlabel mahal, butuh waktu, kerja keras, dan usaha. Begitu juga suatu hubungan. Just an opinion sih, tapi intinya yang penting jangan asal-asalan membangun sebuah hubungan kalo itu hanya demi menghindari kumandang status single. Dan untuk menjadi single yang baik, jangan biarkan bullyan alam sekitar menjatuhkan keyakinan bahwa kamu adalah single dan bukan jomblo. Hahaha ;)
Hidup Single!! Enjoy the process, keep thinking positively :3


Ini adalah inti dari tulisan kali ini, sekaligus mau pamer hasil jepretan iseng dan text adding ala kadarnya. Semoga bisa menguatkan iman para single dimanapun berada. Mumumu.... :D



p.s. Unsur muatan tulisan hanyalah berasal dari dunia saya yang absurd. Baik foto maupun substansi tulisan. Harap maklum. Sekian dan terima sumbangan :*




Minggu, 29 Desember 2013

Just Nice To Meet You...

Katanya orang cenderung enggan membaca buku yang sama dan sudah pernah dibaca, atau menonton film yang sudah pernah ditontonnya, dan mentertawakan kembali lelucon yang sudah pernah didengarnya.
Hari ini aku berharap bisa jadi orang berjenis demikian. Tapi rasanya kurang cukup berhasil.

Berawal dari surprise akhir tahun dari Tuhan, dimana papa diundang buat pelayanan di suatu gereja yang denger namanya aja- aku udah tahu akan seperti apa seandainya aku benar-benar mengunjungi gereja itu. Dan aku semakin yakin bahwa Tuhan itu humoris. Mau nggak mau, aku harus nahan gemeter, suhu tubuh mendadak turun, dan berusaha terlihat sewajar mungkin waktu aku tahu kalo ini bukan mimpi malam natal. Aku bener-bener datang ke suatu tempat yang ngingetin sama eksistensi satu makhluk yang nggak bisa disangkal keberadaannya, yang pernah bener-bener bikin aku semangat sekolah, semangat masuk SMA favorit, sekaligus galau karena ditinggal ngilang-ngilang sampe akhirnya ga pernah ketemu sejak bertahun-tahun lalu. HAHAHA!
Berasa diterbangin angin kenceng ke suatu dimensi ruang dan waktu yang selama ini udah berusaha aku lupain. Dimensi ruang dan waktu dimana aku diem-diem suka sama temen sekelas, sampe akhirnya harus ngeliat dia sama orang lain. Hahaha, at least today was not that day.
Intinya, hari ini aku bisa belajar kalo emang Tuhan itu selalu punya cara buat segala hal. Aku memang nggak berniat buat kembali ke feeling yang dulu. Tapi meskipun hari ini aku berharap logikaku bekerja seratus kali lipat lebih aktif, tapi nggak bisa disangkal kalo niatku sejak semalem nggak terlalu berhasil. I just wanna make him feel “If the chain is on my door, you should understand”
Cukup aku dan Tuhan yang tau betapa cukup menyiksa menahan grogi luar biasa sebelum akhirnya aku harus senyum dan menunjukkan bahwa aku baik-baik saja saat disapa. Dan cukup aku dan Tuhan yang tahu saat aku masih terlonjak senang bukan kepalang ketika mendengar nada yang sama pada kata “Zipo”, gembira luar biasa ketika akhirnya dia mengirimkan pesan setelah acara gereja selesai, sakit perut ketika dia bertanya “Mungkin cuma perasaanku atau emang iya, tapi tiap ngomong sama kamu kok kamu ga liat mukaku ya? Bener ga? Hehe”


Iya, bener. Aku selalu nggak bisa. Dari dulu. Dan harusnya kamu tahu. Tapi yasudahlah. Just nice to meet you today...