Jumat, 13 April 2012

INI YANG SESUNGGUHNYA

Maaf dan Terima Kasih

Errrr...
Tolong bilang ini hanya fiktif belaka,
Tolong teriakkan kalo ini APRIL MOP!
Ngga ada angin, ngga ada orang bagi2 duit,
Tiba2 sebuah kabar sampai juga di telingaku..
Ironisnya, kabar itu menuntut responku, jawabku, dan.... perasaanku.
Hhhhh,,, tolong yaaa... esok aku masih ujian, dan hari ini aku masih harus memfokuskan otakku ini pada bab-bab padat itu.
Bukan tak peduli, justru aku sangat peduli... aku tidak memandang remeh pertanyaan, permintaan, dan pengakuanmu. Karena itu juga aku menulis ini, mungkin ini sebagai tanda bahwa aku mulai merasa tertekan. (baca: stress!) ;)
Maaf, Sobat. Sebelumnya aku masih tak percaya kau tanyakan ini padaku. Aku tak peduli tentang pantas atau tidak, aku hanya masih tak percaya. Sejauh itukah ?
Maaf, sayangnya aku tak mengenalmu, aku tak mempersiapkan hati, pikiran, dan diri ku menuju arah itu. Bukankan itu berarti kita belum sepikir.


Aku berharap ini tidak merusak pertemanan kita sebelumnya.
Aku pun masih bingung dengan perasaanku sendiri. Bagai dikejutkan oleh kedatangan maling di siang bolong.
Maka aku sangat menghargai kebijaksanaan, kebesaran hati, dan kedewasaanmu. Terima kasih banyak untuk masih menjaga pertemanan kita. Walaupun aku tahu mungkin semua tak akan sama lagi. Aku tahu di balik kata “tidak apa-apa”mu, tersimpan hal yang sebenarnya tak ingin ku sadari.
Dan yang sebenarnya, aku juga ingin kau tahu bahwa di balik kata “tidak” dan “maaf”ku, keduanya sama sekali bukanlah merupakan hal yang semudah aku mengatakannya. (Naluri manusia lebayku pun bereaksi secara anarkis kala mengeksekusi dua kata itu dari otak ke rongga mulutku, aku merasa air mataku tertumpah menjadi peluh darah ; aku sama sekali tak tega!)
Boy, ketahuilah, dalam kekecewaanmu saat ini, aku tidak berdiri dan menari di atas dukamu. Aku juga merasakan hal yang sama. Meskipun konteks kesedihan kita berbeda, tapi aku harap kau juga menyadari bahwa ini sama sekali tidak mudah untukku.
Aku mengasihimu sebagai temanku - :)
Aku yakin Tuhan pasti akan memberikan yang jauh lebih baik buatmu..









PULANG PADA RINDU

Ini milikku,
ini ruangku berbagi nafas dan dunia,
ini pallet tintaku,
ya.. ini blogku - Zipora Anastasia
Pun akhirnya aku kembali,
gelaran rindu merintih,
aku pulang ruangku,
aku berbagi,
aku kembali...

*galau memang*  ketika aku mengetahui kamarku tak sekedar dijadikan tempat mampir dan meninggalkan senyum bagi pembacanya...
Aku pernah marah, aku pernah kecewa, kemudian dengan serta merta, kutinggalkan ruang ini - kutinggalkan My Reflection - kamarku - duniaku!
Ini milikku, sudah semestinya hanya akan ada jejak kunjungan, bukan aksi mencomot tanpa ijin dan kau presentasikan di depanku...
Bukankah cukup layak ketika ruang ini menerima semua kawanku, dan aku senang sekali tentu,
ya..mampir! tinggalkan komentar, jejak perhatian, sungguh aku senang dan berterimakasih, Sobat :)
Tapi lain halnya ketika aku tahu kamarku tak sekedar dijamah,
Tidak mungkin aku membiarkan milikku kau bawa pergi dengan diam-diam.
Aku kecewa karena tak mungkin pula aku membiarkan kepunyaanku kau pamerkan sebagai kepunyaanmu. 
Singkat cerita, kemudian aku memutuskan untuk membanting pintu dan pergi dengan segala kekecewaanku.
Tentu aku mengemasi semua 'sisa' karyaku bersama kekecewaan.
Namun itu dulu, mungkin beberapa minggu silam. Pun faktanya aku tak bisa meninggalkan kamar ini kosong terlalu lama. Aku rindu berbagi, aku rindu mendapatkan rasa tenang di sana, aku rindu .. rindu.. dan sungguh rindu. Akal sehat pun mulai menyenggolku, menertawakan emosi banting pintu yang dulu. Kenapa musti pergi? Ini kepunyaanku... ketika ada sesuatu tak berkenan terjadi menimpa, tak seharusnya aku 'hanya' pergi dan berlalu! UP..UP.. UP!! Ini bagian dari pelajaran hidup. Biarlah berlalu apa yang berlalu, mungkin Tuhan memang berkehendak untuk aku belajar ; betapa berharganya hasil usaha. Ketika seseorang mengambilnya dariku bak pencuri, maka aku harus belajar hidup dalam ikhlas dan mengerti. Sehingga suatu hari nanti, aku tidak melakukan hal yang sama - menghargai hasil karya yang lain, dan tidak memindahtangankan status karya tersebut. Terimakasih untukmu, yang telah membuatku belajar, terimakasih untuk pernah berkunjung dan memplagiat :) Ini bukan ironi ataupun sarkasme... tapi dari hati, kuucapkan terima kasih, semoga kau lekas menyadari bahwa apa yang pernah kau buat atas 'My Reflection', tak kau ulang lagi di ruang-ruang yang lain ;)) Keep Spirit! ~(^O^~) (~^O^)~ 



 

THANKFULNESS :)


“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (I Tesalonika 5 : 18 )

Bacaan : 1Tesalonika 5:16-18

THANKFULLNESS
            Joe adalah seorang siswa SD di Amerika yang mengikuti pemilihan tokoh untuk drama sekolahnya. Ia sangat ingin menjadi tokoh utama. Setelah keluar dari ruang audisi, ibunya yang menunggu dengan cemas merasa lega ketika melihat wajah Joe tampak berseri. “Coba Ibu tebak, peran apa yang kudapat?” tanyanya bersemangat. “Mereka memberiku peran untuk menyaksikan pertunjukan, bertepuk tangan dan bersorak-sorai, Bu.” jelasnya dengan senyum lebar.
Jawaban yang cukup mengejutkan. Mungkin kita bertanya-tanya, mengapa Joe bergembira sedangkan peran utama yang diimpikan tak diperolehnya. Adakah alasan untuk bersyukur atas kegagalannya?
Seringkali kita justru berlaku sebaliknya. Kita merasa kecewa, putus asa, bahkan menganggap Tuhan nggak adil saat kemauan kita nggak bisa terpenuhi. Namun hari ini kita bisa belajar dari seorang anak kecil namun berjiwa besar. Obsesinya menjadi tokoh utama, begitu saja dipatahkan karena ia ‘hanya’ diberi kesempatan untuk menjadi penonton. Sungguh jauh dari impiannya!!
Sobat Muda, mungkin memang berat untuk kita menerima kenyataan yang berbeda dengan kehendak kita. Boro-boro bersyukur, yang ada malah kita menyalahkan Bapa dan menganggap Dia ga adil. Padahal apa yang Tuhan berikan pada kita semata-mata berdasarkan kasihNya yang terlampau besar buat kita. Dengan tidak bersyukur atas kegagalan rencana manusia kita, secara tidak langsung kita telah salah dalam mengartikan refleksi kasih sayang seorang Bapa pada anakNya. Karena semua bapa pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Terlebih Bapa kita yang di Sorga. So, nggak mau kan bikin Bapa di surga sedih ato bahkan meneteskan air mataNya karena prasangka buruk kita kepadaNya? Maka mulailah bersyukur atas semua yang Ia berikan pada kita, APAPUN ITU! :)

Mengucap syukurlah setiap waktu, karena semua telah diaturNya sedemikian rupa untuk kebaikan kita

 

(Naskah Asli)  - Dimuat di Renungan Anak Muda (Penerbit ANDI) - Jumat, 2 Desember 2011

Syalom,
Zipora :)