Katanya
orang cenderung enggan membaca buku yang sama dan sudah pernah dibaca, atau
menonton film yang sudah pernah ditontonnya, dan mentertawakan kembali lelucon yang
sudah pernah didengarnya.
Hari ini
aku berharap bisa jadi orang berjenis demikian. Tapi rasanya kurang cukup
berhasil.
Berawal
dari surprise akhir tahun dari Tuhan, dimana papa diundang buat pelayanan di
suatu gereja yang denger namanya aja- aku udah tahu akan seperti apa seandainya
aku benar-benar mengunjungi gereja itu. Dan aku semakin yakin bahwa Tuhan itu
humoris. Mau nggak mau, aku harus nahan gemeter, suhu tubuh mendadak turun, dan
berusaha terlihat sewajar mungkin waktu aku tahu kalo ini bukan mimpi malam
natal. Aku bener-bener datang ke suatu tempat yang ngingetin sama eksistensi
satu makhluk yang nggak bisa disangkal keberadaannya, yang pernah bener-bener
bikin aku semangat sekolah, semangat masuk SMA favorit, sekaligus galau karena ditinggal ngilang-ngilang sampe akhirnya ga pernah ketemu sejak bertahun-tahun lalu. HAHAHA!
Berasa
diterbangin angin kenceng ke suatu dimensi ruang dan waktu yang selama ini udah
berusaha aku lupain. Dimensi ruang dan waktu dimana aku diem-diem suka sama
temen sekelas, sampe akhirnya harus ngeliat dia sama orang lain. Hahaha, at
least today was not that day.
Intinya,
hari ini aku bisa belajar kalo emang Tuhan itu selalu punya cara buat segala
hal. Aku memang nggak berniat buat kembali ke feeling yang dulu. Tapi meskipun
hari ini aku berharap logikaku bekerja seratus kali lipat lebih aktif, tapi
nggak bisa disangkal kalo niatku sejak semalem nggak terlalu berhasil. I just wanna make him feel “If the chain is
on my door, you should understand”
Cukup aku
dan Tuhan yang tau betapa cukup menyiksa menahan grogi luar biasa sebelum
akhirnya aku harus senyum dan menunjukkan bahwa aku baik-baik saja saat disapa.
Dan cukup aku dan Tuhan yang tahu saat aku masih terlonjak senang bukan kepalang ketika mendengar
nada yang sama pada kata “Zipo”, gembira luar biasa ketika akhirnya dia
mengirimkan pesan setelah acara gereja selesai, sakit perut ketika dia bertanya
“Mungkin cuma perasaanku atau emang iya, tapi tiap ngomong sama kamu kok kamu
ga liat mukaku ya? Bener ga? Hehe”
Iya, bener.
Aku selalu nggak bisa. Dari dulu. Dan harusnya kamu tahu. Tapi yasudahlah. Just
nice to meet you today...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar