Kamis, 18 April 2013

THE INDEPENDENCE of HAPPINESS

Free happiness stock for everyday. Anyone? Hahaha
Siapa sih nggak pengen hepi dalam hidupnya? Siapa juga yang pengen tiap hari nyesek , menderita luka batin kronis dan kemudian sakit layu hati akut sampe jadi "kering" trus mati rasa? NO ONE i think! :D
Sebenernya hepi itu simpel. Berbagi dalam hidup. Hahaha, masalahnya kadang orang mau berbagi juga masih pikir-pikir. Di satu sisi biasanya orang pelit akan sulit berbagi, dalam hal ini, orang pelit pasti akan selalu takut kekuarangan, that's why dia memilih untuk menyimpan semua bagi kebahagiaan pribadi. Sayangnya hidup nggak sesempit itu dan dunia nggak membutuhkan orang yang juga nggak mau terbuka sama dunia :)
Orang yang selalu takut dirinya kekurangan biasanya adalah orang yang serakah. Dulu ada dosen yang pernah cerita kalo kehidupan seseorang itu ibarat sebuah tanki, dan kasih sayang adalah sesuatu yang akan mengisi tanki itu. Jika tanki seseorang nggak pernah penuh, dalam artian mungkin dia orang yang nggak bisa bersyukur nerima kasih sayang orang lain (udah diisi tapi tanki-nya bochor), atau memang tidak pernah ada yang mengisi. Itu berbeda. Namun efeknya bisa sama, yaitu keduanya juga akan enggan untuk berbagi dengan tanki-tanki lainnya. Dia akan terus berusaha memenuhi tanki nya sendiri.
Sementara tanki yang sudah terisi, bisa saja mungkin pemilik tanki itu adalah orang yang love-able, sehingga hidupnya dikelilingi oleh banyak orang yang menyayanginya, atau dia memang pribadi optimis yang selalu berpikir positif sehingga membantu pemenuhan tanki itu sendiri karena dia percaya bahwa dia adalah pribadi yang diterima, dicintai, dan dihargai. Orang-orang beruntung seperti ini cenderung akan mau membagikan isi tankinya untuk yang lain. Mereka tidak akan pernah takut kekuarangan.
Sisi unik kebahagiaan kemudian juga berbanding lurus dengan keberadaan hal-hal dan orang-orang yang bisa membahagiakan. Lalu berarti kebahagiaan itu adalah sesuatu bersyarat. BIG NO i think! Percayalah, kebahagiaan itu tak bersyarat, cuma-cuma, dan bisa diciptakan. Kebahagiaan yang dikonstruksikan karena kepemilikan benda tertentu, atau pacar tertentu (hahaha), adalah kebahagiaan sempit dan terbatas. Ketika kebahagiaan dibatasi dengan syarat-syarat tertentu, maka kita sedang menghambat kebahagiaan itu sendiri. Bahagia itu bebas, men~ ! Kebahagiaan itu independen. Kebahagiaan bisa diciptakan. Trust me (it works)! 
Kebahagiaan bisa dimiliki oleh siapa saja dan dalam keadaan apapun. Terlebih lagi kebahagiaan itu pastilah dimiliki oleh makhluk yang tahu bersyukur dalam hidup. Memang ada banyak hal di muka ini yang selalu bisa menjadi alasan orang galau, stress, dan nggak bahagia. Mulai dari ortu otoriter yang ngeselin, dosen rese yang doyan ngasih tugas tapi pelit nilai, temen-temen yang nggak pernah peduli, pacar yang ego-nya gedhe (bahkan nggak punya pacar), lingkungan sekitar yang sama sekali nggak ramah lingkungan (halahhh!), dan masih banyak lagi alasan lain yang bisa dimasukin daftar pemicu umur pendek karena ketidakbahagiaan. HELLO~ itu bahagia kuno, coy~! Cobalah upgrade pemahaman bahagia yang udah usang itu. Gimanapun kondisinya, setiap orang masih mungkin bahagia. Ya, kalimat ini mungkin terlalu idealis. Tapi cobalah lihat dari sisi lain yang bersebrangan buat menciptakan judgement terhadap kondisi :D
Misal :
seorang jomblo akan berpendapat bahwa mereka yang bukan kasta jomblo adalah orang-orang yang bahagia karena punya tempat berbagi, punya temen cerita yang pasti, punya temen makan, punya temen ketawa, punya temen buat barengan kemana-mana. Well, seolah-olah jomblo adalah kasta ternista di kolong langit ini yang diemban oleh mereka yang tidak atau belum beruntung dalam hidup.
Tapi taukah bahwa kemudian orang yang sudah in relationship pun tak kalah sering kagum, terpesona dan iri pada kaum jomblo (Terutama mereka yang ternyata nggak bahagia sama relationshipnya #ehhh). Mereka (para jomblo dan jombli) dipandang sebagai individu yang bebas, merdeka, nggak perlu sering nangis darah dibikin cemburu, diposesif-in, nggak perlu banyak ngeluarin duit buat sekedar nongkrong dan makan bareng, nggak perlu ngerjain tugas di waktu2 sisa sesudah jam kencan, yang pasti nggak banyak mikir ini itu soal pasangannya.
Haahahaha, tak dapat dipungkiri bahwa hidup memang proses saling melihat satu dengan yang lain, masalah relasi dan permusuhan, itu hanya proses setelahnya :D
Nah, dari permisalan sederhana di atas, maka sebenernya baik jomblo dan non-jomblo adalah pihak yang sama2 punya potensi bahagia. Karena kabar baiknya, as i write before, bahagia itu bisa diciptakan! Sederhananya, cari aja sisi menyenangkan dari setipa kondisi, kalo masih nggak ketemu juga,wait~ jangan kemudian buru2 nge-judge kalo kamu memang tidak bahagia, tapi mungkin memang kamu yang nggak pengen bahagia :)
Dengan kata lain, orang yang punya pacar, ya syukurilah keberadaan dia yang sudah Tuhan percayakan. Yang jomblo, ya syukurilah bahwa kamu punya kebebasan lebih untuk diri sendiri dan lihat sekelilingmu, tempat berbagi itu bukan cuma mereka yang dijelaskan dengan kata "pacar". Ada banyak tempat untuk menyalurkan kasih sayang kok :)
Yang punya dosen rese dan ortu otoriter, bahagialah juga, karena memang kalo kata Ahmad Dhani "Aoa itu hidup bila tidak ada masalah-masalah", hahahaha ;) Mereka adalah pihak yang dikirim untuk menempamu jadi lebih baik dan mantap untuk menghadapi gempuran hidup yang jauh lebih besar di luar sana.
Yang punya temen-temen cuek, itu artinya kamu sedang harus belajar untuk lebih peka dan ditantang buat jadi orang yang gigih memberi meski tidak menerima. Orang-orang macam ini biasanya adalah mereka yang sedang Tuhan tempatkan di masa-masa menabung kebahagiaan :D

Ohya, dan sekedar tips sederhana (yang konyol) untuk menjadi seorang jomblo yang aware sama hak kebahagiaannya, bahwa lebih baik jomblo tapi banyak temen (bahkan fans), daripada punya pacar dan itu cuma satu, sayangnya lagi itu pacar lebih banyak narik usus daripada narik urat senyum di wajah :D (semoga ini bukan pandangan yang menyesatkan dan mendoktrinasi mentah-mentah. hahaha). Pilihan ada di tangan setiap kita, bahagia itu bisa diciptakan, sifatnya gratis dan fleksibel, dia ada dimana-mana. Tinggal kepekaan kita aja untuk sadar akan keberadaannya atas hidup kita. Bahagia bertebaran dimana2. Tangkap, yaaa, setelah itu jangan lupa dibagiin. Nggak ada ceritanya orang murah hati itu akan berkekurangan kok. Share that free happiness for more free happiness! ;)




Senin, 15 April 2013

Ora et Labora

Hahaha rasanya udah kek ritual aja ya menggalau di malam hari, pas lagi di medan tempur melawan assignments kingdom ini pula. What a life!
Tugas membandel tiada habisnya. Jadi walaupun udah fighting sampe titik mental penghabisan, rasanya tetep kayak belum ngapai2in. Hahaha *cakar dosen*
Oke. Semangat. :)
Ngomong-ngomong soal semangat, aku jadi keinget sama masa kecilku dulu. Ya, meskipun lebih banyakan malu-maluinnya ketimbang kenangan sikap manis yang patut diingat, tapi aku bersyukur punya masa kecil yang... unik. Haha
Masih inget sama trik legendaris dari papa mama tiap aku pengen punya sesuatu, mereka pasti selalu tanya, "Emang mbak udah minta sama Tuhan?" Hahaha, sampe pernah waktu itu aku bilang, "Mama, aku bosen udah berdoa minta HP xxx (SENSOR!) nggak dikasih2 sama Tuhan". Nggak lama setelah aku ngajuin komplain durhaka macam itu, beberapa hari kemudian mama sama papa beliin itu HP. Manis!
Tapi kemudian, semakin kesini, aku semakin menyadari bahwa mereka mendidikku dengan cara yang begitu luar biasa hebat. Mereka pengen aku tau kalo semua yang terjadi dalam hidupku, cita2, mimpi dan pengharapanku, nggak ada satupun yang luput dari rencana dan acc dari Tuhan. Dan sekedar curcol aja, di masa kecilku, aku juga jadi matre sama Tuhan sejak aku tau dari mama kalo Tuhan tidak akan pernah mengecewakan anak-anakNya (yang mengasihiNya). Aku jadi nggak punya sungkan minta ini itu. hahaha
Tapi kemudian mereka juga mengajarkanku bahwa Tuhan hanya akan memberi apa yang terbaik buat anakNya. Aku belajar dari kejadian pas aku ngotot pengen belajar naik (BACA: mengendarai) motor, sementara aku sebenernya nggak pernah punya niatan buat akrab sama motor karena takut jatuh! Kayaknya aku besar di tengah2 era banyak kejadian kecelakaan yang bikin ngeri. Oke, walhasil pas aku maksain ngendarain motor (dengan hanya berbekal latian 3 kali puter lapangan super mulus bebas hambatan), aku jatuh di jalanan sekitar rumah. Nggak tahu kenapa, aku nggak pengen nyalahin siapa2, aku jadi tahu kalo itu salahku sendiri (yaiyalahhh!). Meskipun aku ngotot dan (ke)PEDE(an) karena awalnya yakin Tuhan bakal kasih aku kemampuan buat bisa mengendarai motor tanpa perlu ribet latihan muterin daratan berbatu. Faktanya, aku jatuh juga. Pertama, aku melangkah dengan iman tanpa perbuatan. Aku berani tapi aku nggak mau latian serius dan niat. Wajar kalo aku jatuh. Nah, dari situ juga aku inget kalo aku mulai kenal sama yang namanya "yakin bisa". Dua kata itu seolah pasal wajib yang ngeyakinin aku atas sinkronisasi antara usaha dan persetujuan dari Tuhan. Karena udah klise banget kalo manusia itu udah usaha, tapi masih bisa gagal, ya bisa aja karena faktor acc Tuhan diabaikan. Sebaliknya juga. Meskipun persetujuan kehendak Tuhan itu sifatnya mutlak dan bisa diberikan tanpa syarat, tapi ya tetep aja namanya tebel muka kalo pengen nerima berkat dan anugerah tapi nggak mau usaha. Ibaratnya, besok ada ujian, trus malem ini tidur dengan beriman bahwa "yaudah, serahkan semua sama Tuhan" atau bahasa gombalnya ke Tuhan gini kira2, "Tuhan kan baik, pasti Dia menolong. Aku berserah. Good night". hahaha iyasih, mungkin2 aja kalo Tuhan memang kasih nilai A+ untuk ujian itu. Bukannya nggak mungkin karena memang anugerah Tuhan itu cuma-cuma dan unlimited bebas xplore, tapi gimana ceritanya kalo tanpa usaha masih punya muka buat bilang "yaudah, serahin semuanya ke Tuhan".
Hell-ooo, apa yang mau diserahin kalo usahanya aja nggak ada! hahaha
Bukannya nggak percaya kalo Tuhan sanggup beri anugerah gratisss tiss tiss sih, toh di dunia ini juga masih ada kata yang terdiri dari susunan huruf m, u, j, i, z, a, dan t, kok. Mujizat masih eksis di dunia ini, dan itu gratis. Tapi ya kira-kira, tau dirilah :) Semakin dewasa seseorang, dia akan semakin tau kalo dia bukan lagi entitas yang cuma bisa minta, trus komplain dan ngambek ketika nggak dikasih. Semakin bertumbuh pemahaman seseorang tentang dunia, dia akan peka bahwa untuk mendapatkan sesuatu dalam hidup membutuhkan usaha. Terlepas dari kehendak Tuhan sebagai acc tertinggi dalam setiap kejadian hidup manusia, tetep harus ada usaha yang dilakukan. Kenapa cuma pasrah dan berserah selagi masih bisa usaha? Kalopun itu memang 'jatah' kita, nggak ada salahnya kalo kita juga berusaha meskipun tanpa berusaha juga bakalan tetep jadi milik kita.
Ora et Labora itu indah coy~ SEMANGAT YAA!! :3




Jumat, 12 April 2013

MEMELUK SURYA, MEMELUK BULAN, SemMas :)

Ada banyak hal di dalam hidup yang tidak bisa dimengerti. Terlalu banyak hal absurd berkeliaran di luar dan dalam diri manusia itu sendiri. Tak disangkal, aku sendiri seperti salah satu dari ribu jutaan objek dan subjek absurd itu, mungkin. :D
Ada banyak hal yang ingin dimengerti, tapi tak bisa dimengerti atau tak boleh dimengerti, atau telah dimengerti meskipun sebenarnya tak boleh dimengerti.
Hahaha, hidup begitu rumit bukan?
Hidup memang tak berbeda khayalnya dengan ketika manusia harus bisa memeluk surya dan memeluk bulan. Ada banyak hal yang harus dikejar untuk terdengar hebat di sepasang telinga insan lain. Di antara banyak hal tersebut, tidak sedikit yang seringkali tak masuk akal. Memang pasti terdengar hebat ketika seseorang bisa memeluk awan dan menemui mimpi. Haha, tapi tentu juga terdengar terlalu aneh untuk digaunggemakan di setiap gendang telinga yang mendengar. Faktanya, keduanya hanya bisa dijumpai di dunia Tinkerbell. Jangan tanya kenapa, apa, dan bagaimana, karena hingga deretan huruf ini, saya tidak tahu apa yang sebenarnya ingin saya tuangkan. Yang pasti ini muncul dari kegalauan kejutan untuk presentasi pada hari Senin minggu depan.
Perkenalkan, namanya Semmas :)
Aiih, namanya Semmas, "seminar masalah", dari namanya pun saya tidak menyalahkan jika kemudian mata kuliah ini adalah tekanan terbesar untuk semester ini. Entah karena namanya yang memang sudah bermasalah sehingga pelajar mata kuliah ini bermasalah, atau karena ketika mempelajarinya orang kemudian menjadi bermasalah, hingga kemudian diberi nama mata kuliah "seminar masalah". Ah, entahlah dan terserah, yang pasti saya pusing. Inilah rasanya ketika harus memeluk surya di malam hari dan memeluk bulan di siang hari. Oh, tidak, saya yang lebay, mungkin presentasi ini tak se-utopis itu. Presentasi ini nyata. Tak beda dengan memeluk surya di siang hari. Terdengar lebih logis dengan tingkat kemungkinan yang lebih besar, tapi TETAP saja sulit. Hahaha. Inilah salah satu dampak laten dari fakta : Ketika takdir tak bisa dimengerti, Ketika ternyata semmas tak puas hanya dengan membuatku tidak bisa menikmati tidur hingga ayam berkokok, Ketika dari puluhan orang yang ada di dalam kelas ternyata namaku ada di salah satu dari 3 orang yang harus presentasi pertama. Terimakasih, Semmas Sayang :)
Tapi teramat besar terimakasih, Tuhan. Karena tidak ada sesuatu yang terjadi di luar rencanaMu. Terimakasih untuk setiap kejutan dalam hidup yang indah dan kadang (atau bahkan sering) tak bisa kupahami ini. Terlepas dari semua itu, terimakasih sudah memberikan aku kesempatan untuk belajar dari berbagai cara,  untuk mengerti bahwa :
"Tidak perlu menyesali setiap apa yang terjadi, bahkan seolah pilihan terburuk pun selalu adalah yang terbaik bagi kita.  Karena cepat atau lambat, manusia akan mengerti bahwa pilihan yang seolah terburuk pun adalah selalu yang terbaik baginya."
Life is precious. *dubber : BCL*
So, live your life by love and laugh lively. Cheers, *kemudian memeluk surya (kardus rokoknya) dan memeluk bulan(kalender)*. Yaaayyy, impossible is nothin!



Kamis, 07 Februari 2013

A W A L

Segala sesuatu yang sudah lama ditinggalkan itu tidak semudah yang dipikir dan diharapkan untuk kembali seperti sebelumnya. Sebenernya saya sendiri nggak tau apa yang mau ditulis. Jadi mungkin tulisannya agak sulit diidentifikasikan maksud dan tujuannya. Saya hanya merasa sudah terlalu lama meninggalkan sunyi di ruang ini. Menciptakan remang di tiap sudut huruf yang dulunya berjasa menyalurkan setiap rasa dan asa. Bukannya selama ini saya tidak merasakan hal yang menarik atau (kebanyakan nulis itu biasanya diawali dengan galau). Nah, bukan karena selama ini saya nggak galau, makanya nggak lari ke sini. Tapi saya memang memilih untuk diam. Pasalnya pulsa modem aja nebeng sama bokap. Hihihi *Gebrak meja* Serius! Oke, serius :|
Ya, saya memang memilih untuk diam meskipun sebenarnya sangat banyak hal yang 'sengaja' dengan bodoh saya lewatkan untuk dijadikan sebuah catatan kecil, nggak jelas, dan aneh *As always
Oke, pertama2 saya haturkan terimakasih yang sebesar2nya kepada modem pinjaman papa tercinta (nah lho, ketauan aslinya :p)
Jadi mungkin berawal dari sepi dan galau sehingga akhirnya kerinduan saya pada buku onlen ini tidak tertahan lagi. Miss yuuuhh so mucchhh :3 *peluk panas*
Ohya, jadi kemudian kenapa saya memilih judul A W A L ?
Alesannya ya karena pengen :p Eh, tapi ijinkan saya berbagi sesuatu di sini. Nggak tau apa ya, pokoknya curhat lahh.
Jadi gini, saya pernah baca tulisan bunda Theresa (kalo nggak tau kebangetan, buruan nah nanya Mbah Google :p) jadi kira2 gini intinya kalimat sakti Si Bunda Theresa ; "Senjata paling mematikan itu sebenernya bukan bom atau senjata perang, tapi rasa penolakan." Kalo nggak salah nih ya, saya belum pernah sih mentah2 merasa ditolak (Harus belajar Bahasa Indonesia lagi ini kayaknya. Kalimatnya... ah, entahlah :D) Pokoknya meskipun mungkin menurut saya saya belum pernah merasakan penolakan yang dimaksud Bunda Theresa, tapi ya mungkin pernah sih, *heleeehhh rempong* Hahaha, intinya mungkin kalo mau menyadari, kita pernah (Atau malah sering) menolak dan ditolak. Yang jelas ditolak itu nggak enak ya, contoh kecil aja deh, pas lagi di lingkungan baru kita susaaaaahhhh minta ampun dapet temen, stress nggak sih?! Nah, kan? Kira2 seperti itulah rasanya ditolak *gejala lainnya mungkin bisa lebih ekstrem, mau contoh yang ekstrem? coba aja tonton film2 ABG alay yang bully2an dan geng2an ;)
Nah, intinya memang penolakan itu merupakan awal dari rasa sepi, jadi penolakan bisa menimbulkan kesepian, tapi tidak semua kesepian berawal dari penolakan. Oke, cukup disini ya bahas penolakannya, kita beralih ke sepi. S E P I, siapa sih yang nggak pernah ngerasain? Bohong banget! Semua pasti pernah mencicipi sepi, yap wajar. Tapi kalo terus2an, silakan segera koreksi diri, kali ada urat yang salah dan berujung pada kesepian. Biasanya sepi itu bikin orang galau. Trus kalau galau apa... Ujung2nya menuh2in timeline follower di twitter atau halaman temen di FB. Jadi mungkin jejaring sosial itu memang buku harian :p *nyindir sama curhat itu kadang beda tipis #EHHH
Sepi itu sendiri biasanya diekspresikan dengan dengerin lagu2, trus kemudian nangis2 sampe ketiduran (Mampus aja loh pas bangun! :p)
Gimana perasaan Anda setelah membaca tulisan nggak jelas ini? Tunggu dulu, jangan dibuang dulu leptop atau HPnya (Bukannya apa2, saya sudah membayangkan Anda membaca tulisan ini kemudian "AAAAAAAAAAAKK.... Apa2an sii ini?" *lalu ngelempar HP/ leptop ke tempat sampah :| )
Jadi saya ucapkan terima kasih Anda masih membaca tulisan nggak jelas ini, saya meminta maaf jika membuat Anda mendadak jetlag :) Ini semua sesuai dengan judulnya, meskipun saya suka menulis dan dulu sering menulis, tapi ketika saya lama meninggalkan itu, maka saya harus mengulang semuanya lagi seolah2 dari awal. Dan, taukah Anda, tiba2 saya jadi kepikiran ini... Sesuatu yang lama ditinggalkan itu memang tidak bisa segera dilanjutkan ketika itu dimulai lagi. Saya merasa kaku untuk menuangkan isi otak yang sebenernya sepuluh jaripun masih kurang untuk menjadikannya rangkaian huruf untuk dibaca. A W A L itu sepertinya cenderung berteman akrab dengan K A K U :) Sebenernya baik menulis atau apapun itu, ketika sudah lama ditinggalkan, mau tidak mau memang seperti "diawali kembali". Saya jadi teringat pada 'rasa' dan 'hati'. Ketika ia sudah lama ditinggalkan, silakan teruskan sendiri yaaa analogi ini :) Bukannya saya malas melanjutkan tulisan ini, masalahnya sekarang lagi nggak bawa tissu ;)
See ya,


Reflectionist




Jumat, 17 Agustus 2012

Sepotong Cemburu dan Sepotong Jahe

LDR~ Sounds great yah :')
Siapa sih yang nggak merasa tertantang dengan gaya pacaran yang satu ini. LDR ato lebih ribetnya Long Distance Relation ato hubungann jarak jauh memang keliatan artistik dan bernilai seni tinggi. Gimana nggak, hubungan macam ini justru hubungan yang penuh tantangan dari sana sini, tapi masih ada aja orang yang mengaplikasikannya dalam kamus percintaan hidupnya *halaah :D
Lalu kenapa masih ada aja pasangan2 LDR bertebaran di muka bumi ini? Padahal LDR itu kan menguras pikiran, menguras hati karena kangen, menguras dompet buat beli pulsa telpon ato modem buat video call, so?? Nah, di sini nih ketauan artistiknya. Konon LDR ini tercipta bagi pasangan yang mencintai dalam bandel *hahaha
Bisa dikatakan sedikit maksa~ berdalih kalo ditanya "Yah, namanya juga cinta." ato dalih lebih extremnya "Pokoknya kalo cinta mah, jarak sejauh himalaya dikali sepuluh juga nggak akan berhasil mematikan kekuatan cinta." *DUARRRRR~Himalaya mendadak meledug :D
Nah, sedikit tips nih buat para calon pengikut gaya LDR yang masih galau, lebih baik pertimbangkan matang2 tentang keputusan yang akan diambil itu. Kalo memang udah serius, yakin bisa dewasa, go ahead and be success. Tapi kalo kamu masih ragu2, mending dijalanin aja dulu sebagai sahabat. LDR itu nggak semudah ngabisin pudding buah atau ngunyah permen karet. Kudu extra sabar, extra dewasa, dan yang pasti extra setia. Soalnya, namanya juga LDR, jauh dari pacar, padahal biasanya yang namanya pacar itu harus ada secara nyata dalam suka dan duka kita, nemenin kita di segala suasana. Ahhh, gitu dehh pokoknya, namanya juga pacar ; PAsangan aCARa. Nah, kalo kita kemana-mana aja sendiri, ngapa2in juga sendiri, nggak salah dong kalo orang lain anggap kita masih available alias not taken yet alias single alias belum bertuan, atau bahasa nelangsanya adalah jomblo :D
Nah, mulailah kerumitan itu terjadi di sini. Walopun mungkin kita enjoy dengan keadaan pacaran jarak jauh ini, tetep aja bakal ada yang namanya godaan iman. Belum lagi kalo didukung punya temen yang nyinyir dan suka usil, "ihh, mana pacar lo? sendiri aja? gue ngga pernah liat yaa?" #PLAAAK!
Nah, itu baru seupil contoh dari godaan external yang mungkin kita hadapi. Belum lagi nanti kalo ada masalah, harus jelasin langsung panjang lebar, tapi nggak bisa ketemu, nah lho?! Itu nyakitin banget kan??
Daaaannn kemudian, ada juga yang namanya cemburu di sana sini. Itulah kenapa tadi di atas dikatakan musti extra dewasa. Yang namanya jauh dari pacar, jauh dari orang yang disayang, dicinta, pasti kadang (kalo nggak mau dibilang sering) kita kuatir, nah di situlah si jahat a.k.a perasaan cemburu mulai menelusup kalbu dan meracuni hati. Bener sih, cemburu itu tanda sayang dan cinta, tapi kalo berlebihan juga nggak baik. Kalo misal pacar kamu yang lagi jauh di sana jelas2 mengabaikanmu sama orang lain dan terbukti kedekatannya, okelah, tapi kalo emang pacar kamu telat bales SMS karena kesibukannya-kamu cemburu, ngeliat ada yang ngepost di timeline FB pacar-kamu cemburu, ada yang komen di foto pacar-kamu uring2an jealous, waduhhh... kalo itu mah udah sakit jiwa namanya. Kalo dipikir secara logika ya, mana ada orang komen2an di FB gitu aja langsung selingkuh, apalagi kalo yang komen/posting sesuatu itu temennya, mending kamu ati2 deh dalam mengelola rasa cemburu itu. Coba direnungin lagi, kalo itu temennya, toh faktanya sekarang dia jadi pacar kamu kan? Dia nggak milih sama temennya yang kemungkinan juga udah lama jadi temen kan? Nah, apalagi sama orang2 baru, namanya juga FB, kadang temen bejibun dan kita nggak selalu kenal beneran sama mereka kan. Maka, berhati2lah dalam mengelola rasa cemburu, kontrol itu demi kebaikan bersama. Cemburu 4L4Y jenis itu hanya akan dijumpai dalam hubungan anak YANG MASIH DI BAWAH UMUR dan anak2 dalam masa PUTIH ABU-ABU. Jadi berusalah untuk dewasa dalam memahami dan mempercayai, soalnya kalo cemburu itu masuk ke dalam tahap posesif dan overprotektif, itu justru akan sangat memuakkan bagi pasanganmu. Ingat juga kan, namanya LDR itu jauh dari pacar, kalo kamu deket sama pacar trus kamu marah kalo dia dianter2in temennya yang cowok pergi ke suatu tempat atau acara, masih mending, karena kamu bisa kasih tindakan nggak cuma cemburu, tapi juga anterin dia sebagai konsekuensi posesif dan overprotektifmu. Tapiii, kalo kamu LDR dan ngga ngebolehin pacar kamu gaul sama temen cowok, nggak boleh dianter kemana-mana, lahhhh terus kamu tega gitu kalo cewek kamu kemana-mana jalan atau naik angkutan umum?? So, ada baiknya lah menimbang ulang rasa cemburu. Soalnya bisa2 cewek nggak betah dan kabur kalo cowoknya spesies macam ini. Di sisi lain, si cewek juga musti cerdas memilih pergaulan, cerdas menggunakan kepercayaan yang dikasih, dan juga cerdas menjaga perasaan si cowok (tapi tetap dengan kejujuran). Kalo kayak gini kan lebih enak, betul?
Masih tentang cemburu~ di sisi pihak yang merasakan cemburu pasti akan merasa capek hati karena merasa nggak dihargain. Tapi tahukah kamu, pacar yang selalu dicemburuin itu juga capek hati karena merasa nggak dipercaya sama pacarnya sendiri.
Nah, sekarang tahu kan khasiat manjur sepotong cemburu penghancur hubungan? Ibarat jahe, sebenarnya kalo cuma sepotong dua potong sih nggak apa2, itu bisa jadi penghangat, tapi bayangin kalo musti menikmati menu yang dicampur jahe sepotong kali 10 ton?! Nah, kan?! Begitu juga dengan cemburu, wajar lahh, namanya juga sayang, cinta, dan takut kehilangan, tapi tetep harus cerdas dalam mencemburui pasangan yaa :) Pacar itu kalo dipercayai sama pasangannya akan seneng banget, nah, kalo udah saling percaya, ya jangan coba2 untuk menyelewengkan kepercayaan yang udah dikasih.
Tetep semangat buat yang lagi LDR an, keep commitment to excellent, keep fighting, keep trusting, and keep praying :)
Salam LDR! God Bless

Rabu, 20 Juni 2012

J A R A K & S E _|_ K A T

Zipora Anastasia
5 hours ago
#kangen itu semacam penyakit yg secara rasional ga bisa dideteksi asal muasal dan cara ngilanginnya -____- owhhmaigaaatttt!
 ·  · 


See.. Ironically, surely! :') Tapi rasanya, Rindu itu memang anugerah yang lebih cenderung menyakitkan. apalagi ketika rindu itu datang dari.... lubuk hati yang terbiasa - dan selama ini terbekap punggung dunia! Faktanya rindu tak pernah bicara, rindu tak pernah mengungkap meski gerah untuk membuat mengerti, hingga akhirnya rindu ini... menguap! :) Selalu dan selalu demikian. Awalnya hanya ada beberapa hembusan sepenggal memori yang berbisik, hingga kemudian menjadi kabut yang benar-benar ada di depan mata. kemudian aku hanya bisa tercekat dalam jerat rindu yang membuat aku terjatuh dan tenggelam dalam those damn memories! Ketika aku boleh memilih, aku selalu tak sudi terjebak dalam situasi demikian, hanya ada aku dan kegilaanku yang menggeser segala rasionalitas, kemudian terseret rindu yang dulu diam-diam telah kututup rapat-rapat dan kusimpan karena aku melihat ada sosok lain yang berlari ceria menghampirimu, membawa fakta bahwa aku hanyalah objek malang di balik punggungnya, hanya bisa menatapmu dari kejauhan, semakin jauh, dan semakin menyadari bahwa jarak antara kita - semakin sangat berarti. Kemudian hanya dengan satu sentakan, rindu kembali memutarbalikkan duniaku yang perlahan normal dan sedikit berwarna dengan corak menepis yang lalu-lalu! tapi sekali lagi, great thanks to miss you today :')Aku selalu bingung, sebenarnya darimana asalnya ini semua? bukankah aku sudah pernah membuang semua perasaan, harapan dan keberanian itu? DULU! Dan menyedihkan adalah ketika dengan mudah rindu memporakporandakan senyuman keceriaanku sejauh ini. Rasanya rindu selalu sanggup memuntahkan hal absurd yang sulit untuk kucerna namun harus kutelan sedemikian rupa. Semacam menyakitkan dan tolong, siapa saja yang mampu... HENTIKAN semua ini :')Rasanya tidak ada yang lebih baik dari menganggapmu sebagai makhluk yang tak lagi berada di alam yang sama denganku, saat ini...Dariku dalam duniaku - yang merindukanmu di seberang sana,:')Semoga kedamaian dan kebahagiaan selalu ada buatmu :)

Jumat, 15 Juni 2012

The Game of Life


Terereererereeettt .... :D *tes tes dicoba ngga usah didengerr :p
Do you know what? ~~> sebenernya agak konyol merujuk pada sejarah muculnya tulisan ini... :D
Yap, curhatan yang terbit sebagai koran dini hari ini ku tulis pada 15 Juni 2012, pada pukul 1.36 AM WIB. Ya, i hope i can make a WOW for you #lebay! Hehehe :p

Tapi tulisan ini bukan sembarang tulisan. Bela2in nyalain lepi padahal udah mau tidur nihh, mata juga udah setengah bergelayut manja pada pembaringan hari (tempat tidur). Tapi ngga apa-apa, awalnya sih emang mau disimpen buat ditulis besok, tapi takutnya ntar kabur lagi tuh si ide dan wangsit yang udah namu di benak :D Sayang kan kalo ada ide bertamu malem2 gini cuma dianggurin dan dibiarin mampir ajaa.. *backsound : Don’t You Wanna Stay :p hahaahaa

Nah , jadi ceritanya berawal dari sebuah feeling yang tebuka oleh semacam pintu hidayah. Jujur aja, akhir2 ini dan sudah cukup lamaaaa.. aku ngerasa jauh dari Tuhan #ironis! Ngga tau kenapa rasanya aku cuma bener2 ngerasa ada feeling berdoa kalo mau makan aja. Maaf bukannya sombong, tapi sebelumnya aku memang nggak seperti ini. Dan kemunduran kedekatan relasi sama Tuhan ini juga perlahan mundurnya. Jadi aku juga makin samar untuk ‘sadar’ kalo aku sekarang bener2 sukses jauuh dari Dia *hiksss >,<   Berawal dari rasa nyaman sintetisku yang terlahir ketika aku melewatkan jam2 doaku. Sebelum ini, aku memang menyediakan jam doa tiap 3 jam. Bahkan sampe bikin alarm juga buat ingetin. Cukup ekstrim memang, tapi aku bener2 damai dan terkendali ketika menjalani fase kehidupan yang ini. Namun kemudian kemunduran pun memukulku secara perlahan. Mulai dari alarm yang aku skip karena kendala waktu, secara yaaa aku bukan manusia yang cuma tinggal di sebuah ruangan dan aktivitasnya cuma nunggu jam doa :’)   Dari situ aku mulai melonggarkan jam doaku. Tapi justru akhirnya kebablasan! Saking longgarnya aku mulai buta hati. Aku merasa nyaman, padahal sebenernya nggak. Ada perasaan kurang, tapi manusiawi ku mulai bebal untuk mengakui kejauhanku dari Tuhan. Kemudian kemunduran ini terus berlanjut secara signifikan ketika kemudian aku menghilangkan aktivitas doa dini hari atau doa pukul 12 malamku. Yang ini bener2 kelewat parah. Dan lagi2 ini hanya berakhir pada sebatas perasaan ‘seharusnya’ dan seolah2 hanya jadi idealisme spontanitas. Terkadang aku merasa bersalah, tapi kemudian aku mengeluarkan sejuta kompensasi dan dispensasi dan mencurangi komitmenku sendiri #tsaaahhh >,<   Dari sini juga sebeanranya Tuhan pengen aku belajar untuk menjadi orang dewasa yang bisa menghargai komitmen ku sendiri dan konsisten tanpa memanjakan diri sendiri. Karena diakui atau tidak, ketika kita mengingkari komitmen, atau melemahkannya dan menciptakan celah untuk kita sendiri melaggarnya, itu tidak beda halnya dengan menanam bom waktu bagi hari esok kita. See? Awalnya aku cuma sekedar skip2 hal sepele, sampe akhirnya aku berani memangkas kebiasaan baik  (_ _”)    so sorry God!

Kembali ke dimensi waktu—saat  ini, ketika aku hendak tidur, biasanya aku hanya menghidupkan MP3 dan menunda doa sebelum tidur dengan alibi ‘pasal ketiduran’, atau doanya malam sebelum tidur, trus aminnya pagi hari pas bangun tidur... #gubraaakk >,<  
Padahal sebenernya itu salahku. Aku membiarku diriku terjerat ngantuk karena lagu2 MP3 daripada memilih untuk mengakhiri hari dengan berdoa terlebih dulu. Issshhh... rasanya salah banget ngingetnya :’(( Tapi malam ini berbeda, tiba2 aku ngerasa kalo aku pengen banget berdoa. Ajaibnya, dari awal aku udah bergumam dalam hati, ‘yaudahlah doa mau tidur ngga usah panjang2 juga nggak apa2’, namun kemudian doa sebelum tidur yang pada awalnya terkesan direncanakan dan hanya sebagai obat penghilang rasa bersalah, malah menjadi doa yang menurutku nggak biasa. Dan puji Tuhannya, aku malah ngerasa terharu ketika aku ngerasa Tuhan bicara sesuatu padaku! Thanks God! :’)

Pas berdoa, aku merasa nggak banyak kata2, curhatan, keluhan, atau permintaan ini itu yang biasanya bikin doaku jadi panjang, aku justru semacam ngerasa ada yang Tuhan katakan. Itu adalah waktu Tuhan berbicara, dan aku ngerasa cuma pengen diem dengerin. Kali ini semoga aku nggak keGRan ya.. ;))
Tapi memang akhir2 ini aku galau tentang kuliah semester depanku. Aku bingung apakah harus cuti dan menjalani hidup sebagai tahap lanjutan sekolah akting kemarin atau keep going on buat berkutat sama dunia HI yang disadari atau tidak sudah banyak mencuri hatiku juga. Aku bingung antara memilih dunia HI atau dunia baru di luar sana yang Tuhan kasih lewat kesempatan yang dibukanya beberapa waktu lalu. Masing2 punya sisi yang membuat aku sangat sulit untuk memilih, parahnya, aku suka keduanya, dan parahnya lagi, aku menjadi tokoh yang tamak kali ini! Damn! aku suka keduanya dan pengen menjalani keduanya tanpa harus ngorbanin salah satu. Dan damn lagi adalah ketika faktanya aku harus milih, karena hidup kan juga tentang pilihan, rite? Lalu poinnya di sini adalah, aku ngerasa Tuhan mulai menguatkan aku pada salah satu sisi yang akan ku pilih. Awalnya aku sangat takut membuat pilihan hingga menjerumuskan aku untuk membiarkan orang2 di sekitarku mempengaruhi keteguhan hatiku dan membuat diriku akhirnya terombang ambing. Bersyukurnya, malam ini aku merasa bahwa ada celah harapan lewat sebuah doa sebelum tidur. Jadi pas berdoa, tiba2 aku teringat pada pergumulanku tentang pilihan ini, dan justru aku inget tentang sebuah games yang berjudul The Game of Life. Di permainan favoritku itu, aku pikir cukup bisa merepresentasikan hidupku yang sesungguhnya juga. Dalam hidup, kita bisa memilih alur mana yang akan kita lalui. Nah, memilih ini bisa membuat orang takut membuat keputusan adalah ketika takut bahwa ia akan salah memilih atau pilihannya itu tidak mendatangkan kebaikan bagi hidupnya. Nah, dari sini sebuah wahyu dibisikkan dengan lembut padaku, bahwa aku sebenernya tidak perlu takut memilih, seperti permainan itu, ketika kita akan ‘bermain’ dalam panggung kehidupan yang Tuhan percayakan, kita harus menentukan alur yang akan kita pilih, dan kita harus memilih beberapa opsi yang diajukan Tuhan. Sama halnya lagi dengan kehidupan, mungkin saat ini ada dua opsi yang membuat aku bingung harus memilih mana. Alasannya adalah aku takut pilihanku salah dan kemudian berakhir pada masa depan yang tidak cemerlang. Padahal, aku sendiri harusnya tahu bahwa Tuhan sudah memberikan hari depan yang cerah, dia nggak pernah bikin rancangan kecelakaan, bahwa setiap anakNya akan terus naik dan bukan turun, setiap anakNya akan menjadi kepala dan bukan ekor. Maka dari situ aku mulai merasa bahwa apapun pilihan yang akan aku ambil, haruslah aku yakini. Karena keberhasilan dalam menjatuhkan pilihan bukanlah sesuatu yang bisa dikendalikan. I mean, sehebat2nya kita dalam membuat pilihan yang pada akhirnya akan menghantar kita pada kesuksesan, bukan tergantung pada ‘apa’ yang kita pilih atau seberapa hebat kita bisa membaca situasi sehingga bisa membuat pilihan yang tepat! Karena sesungguhnya, yang membuat kita bisa menjatuhkan pilihan pada sesuatu yang tepat untuk masa depan kita atau berhasil memilih untuk kebaikan kita, itu ditentukan oleh seberapa kuat kita mau melibatkan Tuhan dalam setiap pilihan yang kita buat. Kalo merujuk ke games tadi nih, semisal ketika kita memilih bermain pada track atau opsi alur A, atau B, atau C, semua itu sama ajaa! Semua sama2 punya keberuntungan, tantangan, kesusahan, bonus, dan kesenangan yang sama. Yang membedakan hanyalah letak hal2 yang berkenaan dengan hidup tersebut. Maka, apakah aku akan memilih untuk melanjutkan kuliah atau cuti, sebenernya bukan itu yang menentukan kesuksesanku di masa depan. Karena Tuhanpun nggak pernah gagal dalam merancang kehidupan anaknya, bukan? Dia Allah yang selalu punya cara dan tanganNya tak akan pernah terlambat menolong! :’))    Nah, ketika aku berpikir, ‘ah, jangan2 aku gagal di dunia entertain! Dan aku lebih cocok di dunia HI’ atau aku berpikir dan takut kalo aku akan menyesal ketika ternyata sebenernya masa depanku ada di dunia entertain dan bukan di dunia HI, dan aku menyesal karena telah melewatkan kesempatan dengan tidak mengambil cuti. Sebenernya, sungguh, bukan itu!!!! Apapun pilihanku, keduanya sama2 punya konsekuensi, keduanya sama2 punya kebahagiaan dan tantangan yang harus aku hadapi ketika aku memilihnya nanti. Hanya mungkin letak kebahagiaan dan tantangan itu akan ditaruh Tuhan pada kotak2 kehidupan yang berbeda. Tapi yang pasti, masa depan cerah sudah menantiku, dan sekali lagi ; bahwa pilihan tepat untuk masa depan cemerlang dan kesuksesan bukan bergantung pada ‘apa’ yang kita pilih dan seberapa hebat kita sebagai manusia yang pandai memilih, tapi kesuksesan atas sebuah pilihan adalah tergantung pada seberapa kuat kita mau melibatkan Tuhan dalam setiap pilihan yang kita ambil! :') thanks banyak Jesus buat apa yang sudah Kau bagikan padaku dini hari ini! Nggak terasa, tulisan ini bener2 jadi koran dini hari. Maka seyogyanya memang ku akhiri sajaaa karena ini sudah pukul 2.16 #nguap selebar kuda nil :O :D
Thanks Jesus... selamat memelukku dalam lelap, Bapa =))
Tetap semangaaattt buat siapa aja yang saat ini juga mungkin sedang galau mendayung di antara dua karang, dan lagi nyesek di antara dua pilihan ;)) yang pasti kesuksesan itu milik Tuhan yang akan dilimpahkan Tuhan pada kita ketika kita senantiasa mengandalkan Dia dan mendekat padaNya. Keterlibatan Tuhan dalam setiap pilihan adalah kesuksesan yang sesungguhnya :3 Keep 3F (Faith, Fire, and Fight! ) yeyeyeyeee lalalaaaa :*

Tertanda,
Zipora yang mengasihimu ;)