Rabu, 01 Januari 2014

FELICE ANNO NUOVO!!

“Jangan engkau pikirkan, yang lalu-lalu. Ingatlah akan masa depanmu.”
Sederet lirik lagu ini emang terkesan klasik. Tapi itulah fakta paling deket sama tahun baru. Sebelum lanjut menuhin halaman ini, perkenankan daku mengucapkan Bonne annee alias nav varsh ki subhkamna alias felice anno nuovo alias HAPPY NEW YEAR!! *ketjup bango :3
Ngomong-ngomong soal tahun baru, sebenernya momen ini nggak pernah jauh sama bahasan tentang waktu. Lebih spesifik, momen tahun baru itu emang masa peralihan antara yang lama dan yang baru, pintu antara yang di belakang dan di depan. Tiba-tiba keinget juga soal asal muasal kata sebutan untuk bulan pertama di kalender masehi, kenapa nama bulan pertama ini bukan Zipora, melainkan Januari? Jawabannya adalah terinspirasi dari salah satu nama dewa orang-orang Romawi, yaitu Janus, yang merupakan dewa dengan dua muka. Terlepas dari berbagai persepsi orang dalam memaknai dua muka si Janus ini, tapi make sense kalo tahun baru itu sebenernya sama kayak fenomena tersebut. Dimana dengan transisi dimensi waktu ini berarti kita menyambut apa yang akan dihadapi di depan. Di sisi lain, kita nggak boleh lupa sama yang di belakang. Nggak selamanya melihat ke belakang itu bahaya, sejauh tujuan melihat itu untuk melakukan evaluasi diri :D
Jadi meskipun aku termasuk orang yang pro sama gerakan move on, tapi aku juga pendukung gerakan ‘jasmerah’. Salah satu bukti kalo melihat ke belakang itu bisa berdampak signifikan adalah kalo kita sadar betapa pentingnya kaca spion untuk sebuah kendaraan. Mungkin tanpa kaca spion sih masih bisa jalan itu kendaraan, tapi cukup bahaya. Selain berpotensi ditilang polisi, nggak menutup kemungkinan bisa menambah angka kecelakaan lalin. Jadi dengan cukup mantap bisa dibilang bahwa melihat ke belakang itu penting, tapi fokus ke depan adalah jauh lebih penting.
Kembali ke spion lagi, yang menginspirasi untuk melihat ke belakang untuk mendukung masa depan. Kalo diperhatiin lagi, spion itu juga tempatnya ga sembarangan, hanya ditaruh di spot-spot tertentu pada suatu kendaraan. Itu artinya, nggak semua-semua yang ada di belakang harus dilihat. Ada bagian-bagian tertentu yang memang perlu dilihat, ada juga bagian-bagian tertentu yang memang nggak perlu ditengok. Begitu juga masa lalu. Selain itu, kaca spion juga cenderung kecil ukurannya. Jadi bisa diartikan kalo melihat masa lalu itu memang perlu, tapi jangan kebanyakan. Kurang bisa ngebayangin kalo kaca spion yang harus dipasang adalah segedhe papan tulis. Pertama, itu nggak praktis, kedua, mungkin bisa ngedistrak fokus pengendaranya karena justru kebanyakan objek di belakang yang bisa dilihat. Pun juga masa lalu. Kalo dosis yang dilihat masih wajar, itu bisa jadi kaca spion yang berfungsi. Tapi kalo ngelihat masa lalunya overdosis, itu bisa sama dengan ketika kita masang kaca spion segedhe papan tulis tadi buat kendaraan yang dinaiki J
Oke, moving on. Masih seputar topik tahun baru. Aku sendiri sebenernya agak nyesek masuk ke 2014 dan yang pertama menyilet benak adalah kata ‘skripsi’ dan ‘wisuda’. Tapi Tuhan itu baik, lewat papa, aku ngerasa diberi pesan untuk tahun baru ini. Pesan itu bersumber dari kitab Pengkhotbah 3:1, yang demikian bunyinya “Untuk Segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.”
Ayat ini sukses bikin aku terharu putih (Kebetulan aku lagi suka warna putih ketimbang biru). Dalam segala hal, kadang manusia memang pengennya buru-buru. Di situlah obsesi menciptakan ‘masa’ justru sering jadi boomerang buat manusia. Aku sendiri kadang ngerasa kalo aku harus A, B, dan C, sekarang. Dan kemudian frustasi karena kenyataannya tidak demikian. Ini yang aku maksud menciptakan ‘masa’ sendiri. Ironisnya, manusia memang hobi menciptakan ‘masa’. Sering lupa kalo Tuhan lah yang mengatur semuanya. Jadi, nggak salah kalo ada kalimat bijak yang bilang “Tuhan tidak pernah terlambat, Dia juga tidak pernah tergesa-gesa. Dia selalu tepat waktu.”
Semua ada waktunya. Mau nggak mau, ini juga menyeret kepada sebuah keyakinan bahwa nggak ada yang abadi. Semua memang ada waktunya. Berarti dimensi waktu yang diciptakan nggak cuma satu. Maka inspirasi lainnya dari momen tahun baru adalah, bahwa belajar untuk menikmati semua yang terjadi dan dihadapi itu perlu. Karena semua ada masanya, maka nggak ada dukacita abadi, dan nggak ada sukacita yang terus-terusan mewarnai kehidupan. Untuk itu, kalo pas lagi sedih, inget aja masa-masa seneng yang pernah dan pasti akan datang lagi. Begitu juga kalo lagi seneng, jadilah seneng yang sewajarnya dan tetep mawas diri. Hehehe.
Well, it’s around 02.53am now. I’m sleepy already, guys. Thus, best wishes for new days of 2014 ahead, for you and me. Sugeng warsa enggal sedaya. Gusti mberkahi… J







Tidak ada komentar:

Posting Komentar