“Jangan
engkau pikirkan, yang lalu-lalu. Ingatlah akan masa depanmu.”
Sederet
lirik lagu ini emang terkesan klasik. Tapi itulah fakta paling deket sama tahun
baru. Sebelum lanjut menuhin halaman ini, perkenankan daku mengucapkan Bonne
annee alias nav varsh ki subhkamna alias felice anno nuovo alias HAPPY NEW
YEAR!! *ketjup bango :3
Ngomong-ngomong
soal tahun baru, sebenernya momen ini nggak pernah jauh sama bahasan tentang
waktu. Lebih spesifik, momen tahun baru itu emang masa peralihan antara yang
lama dan yang baru, pintu antara yang di belakang dan di depan. Tiba-tiba
keinget juga soal asal muasal kata sebutan untuk bulan pertama di kalender
masehi, kenapa nama bulan pertama ini bukan Zipora, melainkan Januari?
Jawabannya adalah terinspirasi dari salah satu nama dewa orang-orang Romawi, yaitu Janus, yang
merupakan dewa dengan dua muka. Terlepas dari berbagai persepsi orang dalam memaknai
dua muka si Janus ini, tapi make sense
kalo tahun baru itu sebenernya sama kayak fenomena tersebut. Dimana dengan
transisi dimensi waktu ini berarti kita menyambut apa yang akan dihadapi di
depan. Di sisi lain, kita nggak boleh lupa sama yang di belakang. Nggak
selamanya melihat ke belakang itu bahaya, sejauh tujuan melihat itu untuk
melakukan evaluasi diri :D
Jadi meskipun aku
termasuk orang yang pro sama gerakan move
on, tapi aku juga pendukung gerakan ‘jasmerah’. Salah satu bukti kalo
melihat ke belakang itu bisa berdampak signifikan adalah kalo kita sadar betapa
pentingnya kaca spion untuk sebuah kendaraan. Mungkin tanpa kaca spion sih
masih bisa jalan itu kendaraan, tapi cukup bahaya. Selain berpotensi ditilang
polisi, nggak menutup kemungkinan bisa menambah angka kecelakaan lalin. Jadi
dengan cukup mantap bisa dibilang bahwa melihat ke belakang itu penting, tapi
fokus ke depan adalah jauh lebih penting.
Kembali ke spion
lagi, yang menginspirasi untuk melihat ke belakang untuk mendukung masa depan.
Kalo diperhatiin lagi, spion itu juga tempatnya ga sembarangan, hanya ditaruh
di spot-spot tertentu pada suatu kendaraan. Itu artinya, nggak semua-semua yang
ada di belakang harus dilihat. Ada bagian-bagian tertentu yang memang perlu
dilihat, ada juga bagian-bagian tertentu yang memang nggak perlu ditengok. Begitu
juga masa lalu. Selain itu, kaca spion juga cenderung kecil ukurannya. Jadi bisa
diartikan kalo melihat masa lalu itu memang perlu, tapi jangan kebanyakan.
Kurang bisa ngebayangin kalo kaca spion yang harus dipasang adalah segedhe
papan tulis. Pertama, itu nggak praktis, kedua, mungkin bisa ngedistrak fokus
pengendaranya karena justru kebanyakan objek di belakang yang bisa dilihat. Pun
juga masa lalu. Kalo dosis yang dilihat masih wajar, itu bisa jadi kaca spion
yang berfungsi. Tapi kalo ngelihat masa lalunya overdosis, itu bisa sama dengan
ketika kita masang kaca spion segedhe papan tulis tadi buat kendaraan yang
dinaiki J
Oke, moving on. Masih seputar topik tahun
baru. Aku sendiri sebenernya agak
nyesek masuk ke 2014 dan yang pertama menyilet benak adalah kata ‘skripsi’ dan
‘wisuda’. Tapi Tuhan itu baik, lewat papa, aku ngerasa diberi pesan untuk tahun
baru ini. Pesan itu bersumber dari kitab Pengkhotbah 3:1, yang demikian
bunyinya “Untuk Segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada
waktunya.”
Ayat ini sukses
bikin aku terharu putih (Kebetulan aku lagi suka warna putih ketimbang biru).
Dalam segala hal, kadang manusia memang pengennya buru-buru. Di situlah obsesi
menciptakan ‘masa’ justru sering jadi boomerang buat manusia. Aku sendiri
kadang ngerasa kalo aku harus A, B, dan C, sekarang. Dan kemudian frustasi
karena kenyataannya tidak demikian. Ini yang aku maksud menciptakan ‘masa’
sendiri. Ironisnya, manusia memang hobi menciptakan ‘masa’. Sering lupa kalo
Tuhan lah yang mengatur semuanya. Jadi, nggak salah kalo ada kalimat bijak yang bilang “Tuhan tidak pernah terlambat, Dia juga tidak pernah tergesa-gesa. Dia selalu
tepat waktu.”
Semua ada
waktunya. Mau nggak mau, ini juga menyeret kepada sebuah keyakinan bahwa nggak
ada yang abadi. Semua memang ada waktunya. Berarti dimensi waktu yang diciptakan nggak
cuma satu. Maka inspirasi lainnya dari momen tahun baru adalah, bahwa belajar
untuk menikmati semua yang terjadi dan dihadapi itu perlu. Karena semua ada
masanya, maka nggak ada dukacita abadi, dan nggak ada sukacita yang
terus-terusan mewarnai kehidupan. Untuk itu, kalo pas lagi sedih, inget aja
masa-masa seneng yang pernah dan pasti akan datang lagi. Begitu juga kalo lagi
seneng, jadilah seneng yang sewajarnya dan tetep mawas diri. Hehehe.
Well, it’s around
02.53am now. I’m sleepy already, guys. Thus, best wishes for new days of 2014 ahead,
for you and me. Sugeng warsa enggal sedaya. Gusti mberkahi… J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar