Kata Ronan
Keating, “Life is a rollercoaster, Just gotta ride it”
Indahnya
hidup, seandainya sesimple itu. Ahya, hidup memang simple sih sebenernya. Tapi
setidaknya hidup itu cukup rumit pada kenyataannya J Ya terserah sih, lagipula hidup itu
kan tentang ‘kacamata’ apa yang sedang kita pakai :D
Setidaknya
ketika Ronan Keating bikin lagu ini, bukan ngasal yang penting unik gitu ya.
Setidaknya menurutku, dia nggak cuma nyanyiin, dia juga ciptain, maka logis
banget kalo kalimat itu bisa
dibilang sebagai karya yang ga jauh-jauh dari pengalaman hidupnya. Entah dari
melihat, mendengar, mengamati atau even itu wahyu dari alam semesta. Jadi
memang hidup itu rollercoaster. Kita bisa ketawa, nangis, atau bahkan
jetlag sampe pucat dan sakit pas naik. Banyak sensasi,
banyak rasa, banyak pikiran jelek (terlebih lagi kalo orangnya parno-an trus
kebanyakan nonton film Final Destination). Begitu juga hidup yang hidup. Pasti banyak
kejadian ini itu, rasa ini itu. Beda juga, kan, ketika kita naik rollercoaster, tapi mesinnya mati. See?
Begitu juga
yang aku rasain akhir-akhir ini. Rollercoaster
yang sedang aku naiki ini mendadak ngebuat aku ngerasa kalo ini bagian dimana rollercoasterku sedang pada tempo yang unpredictable, full of surprise, daaann...
bikin jetlag sana sini. Mulai dari ditunjuknya aku buat
maju semmas di pertemuan pertama sejak UTS. Plisss.. aku sempet ngerasa
dosennya mau kasih aku pelajaran karena selama ngerjain, aku cuma konsul 2x
dengan dua judul yang beda. Trus pas ngumpulin aku balik ke judul pertama yang
aku ganti scope topik dan teorinya. Hahaha.
Otomatis jetlag, stressss, dan nggak
ada ketawa tulus selama hari-hari penantian eksekusi itu. Ditambah lagi, pas hari aku harus diadili dan
mempertanggungjawabkan tulisanku, salah seorang penyanggah yang sudah dosen
hadiahkan untukku ternyata nggak masuk, sodara-sodara!
Pasalnya dia
telat dan peraturannya memang kalo telat ngga ada lisensi masuk kelas. Tidak berhenti
di situ, jetlag terus terekskalasi
ketika akhirnya dosenku dengan manis menawarkan diri untuk menggantikan peran
penyanggah yang malang itu :’) Oh, aku berharap rollercoasterku berhenti saat itu juga biar aku bisa turun aja
sebelum semua isi perutku keluar secara tak beradab -__-
Akhirnya
dengan mencoba berlapang dada dan mengandalkan belas kasih sang Mukhalis, aku
maju juga demi masa depan. Hahaha. Setelah mual selama beberapa puluh menit dan
berdiri di depan para hakim mulia tersebut, akupun bisa tertawa senang karena
meskipun aku harus memilih antara memperbaiki rumusan masalah atau mengganti
teori, dosen bilang bahwa presentasi itu bisa membuat kelas hidup, aku banyak
mendapat masukan *peluk dosen dan teman* Juga dosen yang berkata bahwa 3
presenter pertama ini merupakan 3 tulisan yang punya nilai lebih di kelas (pada
saat itu, aku pun nggak peduli lebih. Yang aku tau, curiga berlebihku tentang dendam dosen karena aku
nggak pernah konsul–
sirna sudah. So sorry, dear Ma’am! ). Pada titik itu, aku sadar bahwa rollercoasterku sedang menyajikan babak
kesenangan dalam permainan ini :D – kejadian ini berputar di hari Senin.
Hari selanjutnya,
aku ngerasa hentakan rollercoaster
yang lain. Kali ini berkaitan dengan pribadi yang terhitung sejak pertama aku
berani mengontaknya, aku mulai semakin gila. Terhitung 9 hari hingga hari ini J Sejak 9 hari yang lalu dengan
tangan dingin dan pertimbangan sejuta tahun cahaya, aku memulai interaksi di
kontak BBM. Hahaha, konyol! Inget banget, padahal waktu itu cuma pengen tanya soal magang, dan plissss,
gugupnya kebangetan. Nggak kebayang kalo nanya langsung K hahaha
Singkat
cerita, setelah mendapat respon baik, aku semakin berani KEPO dimana-mana. Kalo
dulu, sejak pertama
kali ketemu, ngefans, dan aku PD banget nyari namanya di Google (dan nggak
dapet hasil apa2 karena aku cuma tau nama panggilannya—itupun nanya
temen!). Sekarang ada
kemajuan, aku BBMan, aku ngobrak abrik twitter Himahi berharap dia pernah dimention (dan berharap ID twitternya
masih pake namanya). Daaaaann... guess
what! I found him! (backsound : We are the Champion) :p
Sejak itu
aku rajin banget buka timeline nya,
sampe2 kalo udah masuk ke ‘search’, namanya
udah terpampang rapi secara otomatis. Hahaha. Misi kepo terus berlanjut sampe
ke peradaban FB yang bikin aku ngesave 45 fotonya. And surpriseeeee! Ada foto
mbak2 cantik di timeline photonya. Haha.
Awalnya aku nggak peduli banget sih. Cuma penasaran aja. Tapi tiba2 jadi sakit
perut juga pas aku tau dia ngobrol sama temen2nya di twitter. Malangnya, emang dasar dari awal udah
ngerasa ‘insecure’ sejak lihat foto
itu, ditambah obrolan
twitter yang membuat aku menyimpulkan bahwa dia dan hatinya sudah ada yang
memiliki. Saat itu juga aku merasa rollercoaster ini berhenti mendadak. Aku sakit
perut nggak jelas tiap inget. Hahaha (diakui saja, ini berlebihan, tapi bukan
berarti nggak pernah terjadi dan hanya fiktif belaka J). Maka kuputuskan untuk berhenti
mengaguminya lebih jauh. Hahaha. Unfortunately,
aku tetep aja kepo twitter, FB, PM BBM, dan tetep juga ngeliat2 fotonya
yang khusus aku folderin atas nama Poseidon’s, dan nama foto Triton 1 hingga
Triton 45. Hahaha. Aku memang bandel :’)
Di sisi
lain, aku sudah memperingatkan diri sendiri untuk berhenti bersikap bodoh,
konyol, dan segila itu. Tapi aku menulikan nurani. Aku terlalu bebal untuk menjadi sepenurut itu :p
Kemudian sampailah
dimana aku merasa perlu lebih tegas pada diri sendiri. Mengingatkan nurani
bahwa aku tidak perlu merubah diri untuk hal ini. Aku tidak pernah ingin
menjadi wanita agresif untuk menunjukkan perasaan. Aku juga mengingatkan diriku
bahwa sejauh ini akulah
yang banyak bertanya, menyapa dan mengontak. Ouch! Tidak butuh puluhan menit untuk kemudian aku merasa (harus)
runtuh dan berhenti dari semua ini. Solusi terbaik adalah TIDUR (setidaknya
daripada bercengeng2 ria)! Dan kejutan datang di kamis sore pukul 04.06pm menurut waktu
BBM kala itu. Aku yang tadinya bermalas2an bangun, segera terlonjak demi
melihat beberapa pesan BBM baru yang salah satunya berasal dari “Triton” (Ya,
aku mengganti sendiri Display Namenya
:D). BBM itu membahas tentang namaku. Aku tidak peduli saat itu dia hanya
iseng, kurang kerjaan, atau sedang tidak ada ide untuk menghubungi siapapun,
yang pasti perutku terlonjak hingga ke paru-paru rasanya. Persis rollercoaster yang mendadak melambung ke
atas. Beberapa menit setelahnya aku linglung dan tidak tahu apa yang sedang dan
akan aku lakukan. Konyol! Haha
Dia tahu
arti namaku, berikut filosofinya!!!!!!!! Karena hidup ini rollercoaster,
maka saat itu, dia adalah Tornado bagiku. Hahaha :p
Guess what, beberapa hari sebelumnya aku sempat browsing arti namanya walaupun pada
akhirnya aku bingung dan akhirnya aku mendapatkan penjelasan langsung dari sang
Pemiliknya sendiri :D
Ah, rollercoaster ini! Yang awalnya aku merasa
harus berhenti dari kekonyolanku karena menggilainya, merasa bahwa hidupku harus kembali
normal, kemudian aku
dihentakkan untuk kembali bebal mengidolakannya :D Life is a rollercoaster, and you, Triton, Prince of Sea Kingdom, you’re
a Tornado! J
good luck Miss Kepo! one day you will always get something new to become more interesting story for you to write again. keep writing!
BalasHapusJesus bless u!
Amen,
HapusHey, thanks for reading this silly story. LOL. :p
Moreover, Thanks for those supports. Keep living! X) Jbu more